Kaidah-Kaidah Amr Dalam Ushul Fiqh
Kaidah-kaidah ilmu Ushul digunakan untuk mengetahui
keinginan atau maksud dari sebuah redaksi yang bagi orang awam sedikit
membingungkan. Misalnya sebuah kata perintah (amr) atau larangan (Nahyu), akan
bisa diterjemahkan maknanya apabila ada kata yang mendukung kata yang lainnya
atau kata itu akan berubah arti dari arti sebenarnya jika dikaitkan keadaan
subjek dan objek yang dibicarakan. Sebagai contoh, perintah (amar), yang
artinya : Tuntunan melakukan pekerjaan dari yang lebih tinggi kepada yang lebih
rendah (kedudukannya). Yang lebih tinggi kedudukannya dalam hal ini adalah
Allah dan yang lebih rendah kedudukannya adalah manusia (mukallaf). Jadi Amr
ialah perintah Allah Swt yang harus dilakukan oleh ummat manusia yang mukallaf.
Misalnya : wa aqiimush
shalata …(QS. Al baqarah : 43). Dan dirikanlah shalat !!
Amar itu mempunyai ketentuan-ketentuan yang menjadi
dasar pengambilan atau penetapan hukum. Ketentuan-ketentuan itu kemudian kita
kenal dengan istilah kaidah. Amar mempunyai beberapa kaidah:
1. Kaidah pertama : Al ashlu fil amar lil wujub.
Artinya : pada dasarnya amr itu menunjukkan wajib. Setiap amr atau perintah itu
menunjukkan hukum wajib , kecuali ada petunjuk yang menunjukkan arti selain
wajib.
2. Amr menunjukkan arti sunnah/ Nadb, seperti Firman Allah : Hendaklah kamu buat perjanjian (menebus diri ) dengan mereka (hamba sahaya ), jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka (QS. An Nur: 33)
3. Amr menunjukkan arti irsyad lil irsyad, atau petunjuk , seperti Firman Allah ; Apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai (hutang)untuk waktu yang ditentukan, maka hendaklah kamu menuliskannya (QS. Al Baqarah : 282)
4. Amr menunjukkan arti ibahah , mubah seperti firman Allah : Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam yaitu fajar (QS. Al Baqarah: 187)
5. Amr menunjukkan arti tahdid ( ancaman )
6. Amr menunjuk pada arti ikram ( memuliakan ).
7. Amr menunjukkan pada arti taskhir ( penghinaan) , jadilah kamu kera yang hina (QS.Al Baqaarah: 65)
8. Amr menunjukkan pada ta'jiz (melemahkan)
9. Amr menunjukkan pada arti taswiyah ( mempersamakan )
10. Amr menunjukkan pada arti doa , atau permohonan seperti Firman Allah :Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan kebaikan di akhirat serta peliharalah kami dari siksa neraka (QS. Al Baqarah 201)
Terakhir ada amr yang menunjukkan kepada arti iltimas, yaitu ajakan seperti kata-kata kepada kawan-kawan sebaya kerjakalah ~ misal : tolong ambilkan baju itu, datang dong kepesta ulang tahunku ….dll.
2. Amr menunjukkan arti sunnah/ Nadb, seperti Firman Allah : Hendaklah kamu buat perjanjian (menebus diri ) dengan mereka (hamba sahaya ), jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka (QS. An Nur: 33)
3. Amr menunjukkan arti irsyad lil irsyad, atau petunjuk , seperti Firman Allah ; Apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai (hutang)untuk waktu yang ditentukan, maka hendaklah kamu menuliskannya (QS. Al Baqarah : 282)
4. Amr menunjukkan arti ibahah , mubah seperti firman Allah : Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam yaitu fajar (QS. Al Baqarah: 187)
5. Amr menunjukkan arti tahdid ( ancaman )
6. Amr menunjuk pada arti ikram ( memuliakan ).
7. Amr menunjukkan pada arti taskhir ( penghinaan) , jadilah kamu kera yang hina (QS.Al Baqaarah: 65)
8. Amr menunjukkan pada ta'jiz (melemahkan)
9. Amr menunjukkan pada arti taswiyah ( mempersamakan )
10. Amr menunjukkan pada arti doa , atau permohonan seperti Firman Allah :Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan kebaikan di akhirat serta peliharalah kami dari siksa neraka (QS. Al Baqarah 201)
Terakhir ada amr yang menunjukkan kepada arti iltimas, yaitu ajakan seperti kata-kata kepada kawan-kawan sebaya kerjakalah ~ misal : tolong ambilkan baju itu, datang dong kepesta ulang tahunku ….dll.
Kembali kepada persoalan diskusi kita mengenai
shalawat kepada Nabi, yang berarti memohon doa keselamatan, kesejahteraan dan
rahmat untuk junjungan Nabi Muhammad Saw. Seperti Firman Allah : Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi
dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (QS. Al Ahzab:
56)
Setelah kita mengetahui kaidah ushul fiqh diatas,
bahwa setiap kata perintah belum tentu menentukan sebuah hukum wajib, bisa jadi
kata perintah itu berarti memohon, mengajak, petunjuk, anjuran, mengharapkan,
dll
Mari kita kaji surat Al Ahzab: 56, tentang shalawat kepada Nabi. Pada ayat tersebut terdapat kalimat bahwa Allah bershalawat kepada Nabi. Kemudian para malaikat, dan selanjutnya Allah memerintahkan orang-orang mukmin untuk bershalawat kepada Nabi. Arti shalawat adalah doa , memberi berkah, dan ibadat.
Mari kita kaji surat Al Ahzab: 56, tentang shalawat kepada Nabi. Pada ayat tersebut terdapat kalimat bahwa Allah bershalawat kepada Nabi. Kemudian para malaikat, dan selanjutnya Allah memerintahkan orang-orang mukmin untuk bershalawat kepada Nabi. Arti shalawat adalah doa , memberi berkah, dan ibadat.
Shalawat Allah kepada Muhammad, berarti Allah memberi
berkah, penghargaan, dan menempatkan Rasulullah yang mulia disisi-Nya. Kemudian
shalawat Malaikat kepada Muhammad : Adalah memberi salam penghormatan atas
diangkatnya kemuliaan dan kerasulan Muhammad, sebagaimana penghormatan malaikat
kepada Nabi Adam as.
Dikarenakan Allah selalu memberikan shalawat
(keberkatan, kemuliaan, (kebesaran), maka ummat Muhammad hanya mengharapkan
agar shalawat Allah itu tetap langgeng untuk beliau dan keluarganya, walaupun
shalawat orang-orang mukmin tiada artinya bagi Muhammad karena beliau telah
medapatkan curahan rahmat dan keberkatan itu langsung dari Allah selamanya. Sesungguhnya Allah bershalawat (memberi keselamatan,
keberkatan, penghargaan, kebahagiaan) kepada Muhammad dan keluarganya…(QS. Al Ahzab 56)
Perhatikan kata shalawat Allah kepada Muhammad pada
ayat tersebut diatas, bagaimana menurut anda kalau kata shalawat diartikan
berdoa, Apakah Allah akan berdoa untuk Muhammad ?? kepada siapa ??
Berkata Al Hulaimi dalam Asy syu'ab tegasnya,
pengertian shallu alaihi ~ bershalawat-lah kepadanya, ialah : ud'u rabbakum
bish shalati alaihi.. mohonlah kamu kepada Tuhanmu supaya melimpahkan shalawat
kepadanya .
Penghormatan anda kepada presiden bukan berarti
kehormatan presiden itu akan bertambah atau berkurang kalau anda tidak
menghormatinya, karena kedudukan presiden itu adalah tempat yang paling
terhormat di suatu negara. Sebagai rakyat seharusnyalah kita mengormati dan
menghargai presiden sebagaimana Allah telah memuliakan orang yang diangkat
derajatnya sebagai presiden. Sebab orang tersebut tidak akan menjadi presiden
tanpa pertolongan dan kasih sayang-Nya. Untuk itu hargailah dan bersyukurlah
kita telah memiliki presiden.
Logika anda yang menyebutkan bahwa mana mungkin bahwa
seorang rakyat yang menderita memerintahkan presiden untuk menaikkan pangkat
dan gajinya sang panglima sementara diri kita yang menderita masih kekurangan.
Setelah anda membaca uraian saya mengenai kaidah
ushul, mari kita coba membandingkan makna kata perintah yang terdapat dalam
Alqur'an, yang apabila membaca ayat tersebut tidak memahami kaidahnya maka
artinya akan rancu. Misalnya kata perintah yang berbunyi :
"Allahumma
dammir man ada aka wa ada ad dien, Ya Allah hancurkan orang yang mengganggu
Engkau dan yang mengganggu agamamu.
Allahumma shayyiba naafi'a , Ya Allah turunkanlah hujan yang berguna (QS. Al Adzkar:81)
Rabbana aatina fid dunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina adzabannar (QS. Al Baqarah: 201)~ Ya Allah datangkan kepada kami kebaikan di dunia , dan kebaikan di akhirat
Allahumma shayyiba naafi'a , Ya Allah turunkanlah hujan yang berguna (QS. Al Adzkar:81)
Rabbana aatina fid dunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina adzabannar (QS. Al Baqarah: 201)~ Ya Allah datangkan kepada kami kebaikan di dunia , dan kebaikan di akhirat
Seperti apa yang telah diurai diatas, bahwa kata
perintah atau Amr secara umum merupakan tuntutan melakukan suatu pekerjaan dari
yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah (kedudukannya)
Akan tetapi kalau anda perhatikan bentuk yang di
gunakan redaksi ayat dan hadist diatas menggunakan kata perintah, seperti kata
dammir (hancurkan), shayyiba (turunkan hujan), atina fiddunya hasanah
(datangkan kepada kami kebaikan )……
Kalau melihat kaidah ushul secara umum dalam kasus
diatas, seharusnya yang lebih tinggi memerintahkan yang rendah derajatnya. Akan
tetapi ayat diatas telah mengguna-kan kata perintah dari bawah keatas (dari
hamba kepada Tuhan). Apakah hal ini akan diartikan memerintah Allah ?? Tentu
tidak. Akan tetapi amar disini berarti doa.
Kemudian bandingkan dengan kata shalawat yang juga
artinya berdoa atau memberikan berkah. Apakah kita akan memberikan berkah
kepada Rasulullah yang telah tercurahkan dari Allah swt ?? Apakah kita juga
termasuk memerintahkan Allah untuk memberikan berkah kepada Rasulullah ?? Atau
apakah Rasulullah butuh shalawat kita agar beliau mendapat Rahmat dari Allah.
Padahal Rasulullah telah dijamin syurga oleh Allah. Apakah kita akan tetap
menterjemahkan kata shalawat berarti doa untuk Nabi ??
Baiklah saya akan meneruskan pengertian shalawat
dengan mengambil makna yang lain agar tampak jelas pengertian shalawat bahwa
Rasulullah tidak membutuhkan rahmat ataupun doa ummatnya.
Bersabda Nabi :
Barang siapa
bershalawat untukku sekali, niscaya Allah bershalawat untuknya sepuluh kali ( HR Muslim dari Abu Hurairah, Al Mirqah II :5 )
Bahwasanya bagi Allah Tuhan semesta alam ada beberapa malaikat yang diperintah berjalan dimuka bumi untuk memperhatikan keadaan hamba-Nya. Mereka menyampai-kan kepadaku ( sabda nabi) akan segala salam yang diucapkan oleh ummatku. (HR. Ahmad, An Nasaiy & Ad Damrimy Syarah Al Hishn, Al Mirqah II:6)
Barang siapa bershalawat untukku dipagi hari sepuluh kali dan dipetang hati sepuluh kali mendapatkan ia syafaatku pada hari kiyamat ( HR . At Thabrany Al Jami')
Manusia yang paling utama terhadap diriku pada hari kiyamat, ialah manusia yang paling banyak bershalawat untukku ( HR At Thurmudzy )
Semakin terang bagi kita atas arti shalawat pada
hadist diatas, bahwa Rasulullah tidak membutuhkan rahmat ataupun doa dari kita,
akan tetapi justru Rasulullah yang akan memberikan pertolongan nanti dihari
kiyamat apabila kita sering memberikan salam atau shalawat penghormatan kepada
beliau. Dan Allah juga memberikan shalawat kepada orang yang bershalawat kepada
Rasulullah.
Hadist yang mengatakan bahwa : Barang siapa yang bershalawat untukku sekali, niscaya
Allah bershalawat untuknya sepuluh kali ( HR Muslim
dari Abu Hurairah )
Hadist inilah yang menguatkan bahwa Allah bershalawat
kepada siapa saja, bukan hanya kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad. Untuk
lebih tegasnya kita perhatikan bacaan shalawat dalam tahiyyat shalat. at tahiyyatul mubarakatush shalawatu thoyyibatulillah,
assalamu alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakaatuh, asssalamu'alaina
wa'ala ibaadillahish shalihin. Terjemahan
bebasnya: Salam hormat, keberkahan, shalawat yang terbaik untuk Allah,
keselamatan atasmu wahai nabi serta rahmat dan keberkatan, juga salam hormat
kepada para ahli ibadah yang shalih …..
Tahiyyat berarti penghormatan dan kita bershalawat
kepada Allah yang berarti kita memuja Allah, kemudian menghormati Nabi dan yang
terakhir menghormati orang-orang yang shalih ….itulah arti shalawat, dimana
kata itu bisa berarti berbeda jika penempatan kata tersebut berbeda.
Seperti saya uraikan diatas tadi, kata perintah tidak
harus berarti memerintah dari yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah, akan
tetapi kata perintah bisa berarti memohon, meminta pertolongan, anjuran,
memberikan khabar (seperti iklan / promosi), menghina, meremehkan, penjelasan
dll.
Demikian uraian dari saya, mudah-mudahan kita diberi
kemudahan untuk memahaminya. Dan saya menyarankan dan menghimbau kepada
saudaraku yang sedang ghirah belajar agama berhati-hatilah dengan doktrin agama
yang terkadang tidak menempatkan makna yang sebenarnya, sehingga tidak
menguraikan secara objektif sesuai kata aslinya. bukan diterjemahkan menurut
keinginan nafsu golongannya.
Kang, contoh2 ngga ada ya?
BalasHapusKlo ditambain contoh pasti lebih sempurna kang.Tapi segini juga udah puas ko.Akan Kaidah" nya
BalasHapus