Selasa, 13 Desember 2011

Pengertian Pengorganisasian dan Organisasi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Manusia adalah makhluk multidimensional. Oleh karena itu, banyak julukan-julukan yang diberikan kepadanya, misalnya manusia sebagai makhluk ekonomi (homo economicus), makhluk sosial (homo social), makhluk berfikir (homo safien), makhluk bekerja atau bermain (homo luden), makhluk yang menggunakan alat (homo faber), makhluk yang suka bersenang-senang (homo hedonisme), makhluk yang suka menggunakan lambang-lambang (homo simbolicum), makhluk yang suka menindas makhluk yang lainnya (homo homini lupus), makhluk iptek, makhluk imtaq, dan makhluk organisasional.
            Manusia adalah makhluk organisasi. Oleh karena itu, begitu ia dilahirkan ke dunia, ia menjadi anggota organisasi genitis yang disebut anggota organisasi keluarga. Bahkan, organisasi itu sudah ada sebelum kita dilahirkan, karena kelahiran kita juga akibat hasil dari organisasi perkawinan. Di samping itu, begitu manusia lahir ia juga langsung menjadi anggota rukun tetangga, rukun warga, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan warga negara Indonesia, bahkan menjadi warga dunia.
            Ketika usia sekolah, manusia memasuki sekolah dan ia menjadi anggota organisasi sekolah. Setelah lulus dan bekerja, ia menjadi anggota organisasi di tempat kerjanya. Mungkin pula ia merangkap menjadi anggota organisasi agama, pemuda, politik, ekonomi atau bisnis, sosial atau masyarakat, budaya, keamanan, militer, olahraga, hobi, profesi, dan sebagainya. Akhirnya, setelah manusia meninggal ia dicatat sebagai anggota organisasi kematian oleh panitia rukun kematian di tingkat RT.
            Jadi, manusia sejak dilahirkan sampai kematiannya tidak dapat dipisahkan dari organisasi. Manusia adalah makhluk organisasional karena sejak lahir manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan oarang lain. Organisasi dibentuk untuk kepentingan manusia (antroposentris), organisasi sebenarnya diciptakan untuk orang, bukan orang untuk organisasi.
1.2  Permasalahan
1.      Apakah pengertian pengorganisasian dan organisasi tesebut ?
2.      Siapa dan apa sajakah yang menjadi unsur organisasi tesebut ?
3.      Asas-asas apa yang digunakan dalam suatu organisasi ?
4.      Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam berorganisasi ?
5.      Apa sajakah macam, bentuk dan tipe dari organisasi itu ?

1.3  Tujuan
            Adapun tujuan dan maksud dari penulisan serta penyusunan makalah ini, diantaranya adalah:
1.      Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Manajemen Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Adab IAIN “SMH” Banten.
2.      Untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai seputar masalah organisasi.
3.      Sebagai referensi penulis dalam mendalami tentang suatu keorganisasian.

1.4  Manfaat
            Adapun manfaat yang Insya Allah akan diperoleh dari hasil penulisan serta penyusunan makalah ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai apa itu organisasi dan asas dalam berorganisasi.
2.      Menambah pengetahuan tentang seputar tata cara dalam berorganisasi dan istilah-istilah yang dipakai dalam berorganisasi.
3.      Dapat mengetahui bagaimana menjalankan suatu organisasi.
4.      Dan dapat memberikan pemahaman mengenai tujuan serta manfaat dari berorganisasi.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Pengorganisasian dan Organisasi
            Organisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan dan penghidupan manusia. Setiap hari manusia berhubungan dengan organisasinya, baik itu yang formal maupun yang informal. Walaupun pada pengalaman berorganisasi itu ada yang menyenangkan dan menjengkelkan, ada yang positif dan ada pula yang negatif, tetapi manusia tetap saja memerlukan organisasi. Untuk itu, perlulah diketahui apa itu yang disebut dengan pengorganisasian dan organisasi. Sehingga pada akhirnya kita akan mengetahui bagaimana berorganisasi itu dan apa tujuan serta manfaat dari organisasi itu sendiri.
            Pengorganisasian merupakan suatu fungsi manajemen dan merupakan suatu proses yang dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang statis. Pengorganisasian dapat diartikan pula sebagai penentu pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokkan tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemen-departemen (subsistem) serta penentuan hubungan-hubungan.
              Definisi sederhana pengorganisasian ialah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
              Adapun hasil dari pengorganisasian adalah organisasi. Dimana organisasi merupakan alat yang digunakan oleh manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu.[1]
              Sedikit berbeda dengan definisi di atas, Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya menerangkan tentang definisi pengorganisasian dan organisasi secara lebih terperinci lagi, yaitu;
“Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang di perlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Sedangkan organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.”[2]

              Berdasarkan berbagai pendapat tentang organisasi, maka dapat disimpulkan bahwa yang disebut dengan organisasi ialah proses kerja sama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Jadi, dalam setiap organisasi terkandung tiga unsur, yaitu;
1.      Kerja sama.
2.      Dua orang atau lebih.
3.      Tujuan yang hendak dicapai.[3]
              Demikianlah beberapa definisi dari beberapa pakar tentang pengorganisasian dan organisasi. Yang mana pada dasarnya dari seluruh definisi tersebut dapat diambil beberapa aspek-aspek penting, diantaranya adalah sebagai berikut;
1.      Adanya tujuan tertentu yang ingin dicapai.
2.      Adanya sistem kerja sama yang terstruktur dari sekelompok orang.
3.      Adanya pembagian kerja dan hubungan kerja antara sesama karyawan.
4.      Adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan yang terintegrasi.
5.      Adanya keterikatan formal dan tata tertib yang harus ditaati.
6.      Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas.
7.      Adanya unsur-unsur dan alat-alat organisasi.
8.      Adanya penempatan orang-orang dan alat-alat organisasi.



2.2  Unsur-Unsur Organisasi
              Dalam suatu organisasi diperlukan adanya unsur-unsur yang mengisi suatu organisasi tersebut sehingga dapat dikatakanlah sebagai suatu organisasi, diantaranya yaitu;
1.      Manusia (human factor), artinya organisasi baru ada jika ada unsur manusia yang bekerja sama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin (bawahan).
2.      Tempat kedudukan, artinya organisasi baru ada jika ada tempat kedudukannya.
3.      Tujuan, artinya organisasi itu baru ada jika ada tujuan yang ingin dicapai.
4.      Pekerjaan, artinya organisasi itu baru ada jika ada pekerjaan yang akan dikerjakan serta adanya pembagian pekerjaan.
5.      Struktur, artinya organisasi itu baru ada jika ada hubungan dan kerja sama antara manusia yang satu dengan yang lainnya.
6.      Teknologi, artinya organisasi itu baru ada jika terdapat unsur teknis.
7.      Lingkungan, (environment external social system), artinya organisasi itu baru ada, jika ada lingkungan yang saling mempengaruhi, misalnya ada sistem kerja sama sosial.

2.3  Asas-Asas Organisasi
              Untuk terwujudnya suatu organisasi yang baik, efektif, efisien serta sesuai dengan kebutuhan, secara selektif harus didasarkan pada asas-asas (prinsip-prinsip) organisasi sebagai berikut.
1.      Principle of organizational (asas tujuan organisasi)
Menurut asas ini, tujuan organisasi harus jelas dan rasional, apa bertujuan untuk mendapatkan laba (business organization) ataukah untuk memberikan pelayanan (public organization). Hal ini merupakan bagian penting dalam menentukan struktur organisasi.
2.      Principle of unity of objective (asas kesatuan tujuan)
Menurut asas ini, di dalam suatu organisasi (perusahaan) harus ada kesatuan tujuan yang ingin dicapai. Organisasi secara keseluruhan dan tiap-tiap bagiannya harus berusaha untuk mencapai tujuan tersebut. Organisasi akan kacau jika tidak ada kesatuan tujuan.
3.      Principle of unity of command (asas kesatuan perintah)
Berdasarkan asas ini, hendaknya setiap bawahan menerima perintah ataupun memberikan pertanggungjawaban hanya kepada satu orang atasan, tetapi seorang atasan dapat memerintah beberapa orang bawahan.
4.      Principle of the span of management (asas rentang kendali)
Menurut asas ini, seorang manager hanya dapat memimpin secara efektif sejumlah bawahan tertentu, misalnya 3 sampai dengan 9 orang. Jumlah bawahan ini tergantung kecakapan dan kemampuan manajer yang bersangkutan.
5.      Principle of delegation of authority (asas pendelegasian wewenang)
Menurut asas ini, hendaknya pendelegasian wewenang dari seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain jelas dan efektif, sehingga ia mengetahui wewenangnya.
6.      Principle of parity of authority and responsibility (asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab)
Menurut asas ini, hendaknya wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Wewenang yang didelegasikan dengan tanggung jawab yang timbul karenanya harus sama besarnya, hendaknya wewenang yang didelegasikan tidak meminta pertanggung jawaban yang lebih besar dari wewenang itu sendiri atau sebaliknya.
7.      Princile of responsibility (asas tanggung jawab)
Menurut asas ini, hendaknya pertanggung jawaban dari bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan garis wewenang (line authority) dan pelimpahan wewenang. Seseorang hanya bertanggung jawab kepada orang yang melimpahkan wewenang tersebut.



8.      Principle of of departmentation (principle of devision of work = asas pembagian kerja)
Menurut asas ini, pengelompokan tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan, atau kegiatan-kegiatan yang sama kedalam satu unit kerja (departemen) hendaknya didasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan tersebut.
9.      Principle of personnel placement (asas penempatan personalia)
Menurut asas ini, hendaknya penempatan oang-orang pada setiap jabatan harus didasarkan atas kecakapan, keahlian, dan keterampilannya (the right man, in the right job); mismanagement penempatan harus dihindarkan. Efektivitas organisasi yang optimal memerlukan penempatan karyawan yang tepat. Untuk itu harus dilakukan seleksi yang objektif dan berpedoman atas job spesification dari jabatan yang akan diisinya.
10.  Principle of scalar chain (asas jenjang berangkai)
Menurut asas ini, hendaknya saluran perintah atau wewenang dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai vertikal yang jelas dan tidak terputus-putus serta menempuh jarak terpendek. Begitu pula sebaliknya, hal ini penting, karena dasar organisasi yang fundamental adalah rangkaian wewenang dari atas ke bawah.
11.  Principle of efficiency (asas efisiensi)
Menurut asas ini, suatau organisasi dalam mencapai tujuannya harus dapat mencapai hasil yang optimal dengan pengorbanan yang minimal.
12.  Principle of continuity (asas kesinambungan)
Organisasi harus mengusahakan cara-cara untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
13.  Principle of coordination (asas koordinasi)
Asas ini merupakan tindak lanjut dari asas-asas organisasi lainnya. Koordinasi dimaksudkan untuk mensinkronkan dan mengintegrasikan segala tindakan, supaya terarah kepada sasaran yang ingin dicapai.[4]


2.4  Proses (langkah-langkah) pengorganisasian
              Adapun beberapa proses (langkah-langkah) pengorganisasian yang dapat dilakukan agar organisasi yang disusun menjadi baik, efektif, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Diantara langkah-langkah tersebut diantaranya adalah sebagai berikut;
1.      Manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang ingin dicapai, apakah profit motive, atau service motive.
2.      Penentuan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengetahui, merumuskan, dan menspesifikasikan kegiatan-kegiatan yang perlu untuk mencapai tujuan organisasi dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
3.      Pengelompokan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengelompokan kegiatan-kegiatan ke dalam beberapa kelompok atas dasar tujuan yang sama. Kegiatan-kegiatan yang bersamaan dan berkaitan erat disatukan ke dalam satu departemen atau satu bagian.
4.      Pendelegasian wewenang, artinya manajer harus menetapkan besarnya wewenang yang akan didelegasikan kepada setiap departemen.
5.      Rentang kendali, artinya manajer harus menetapkan jumlah karyawan pada setiap departemen atau bagian.
6.      Peranan perorangan, artinya manajer harus menetapkan dengan jelas tugas-tugas setiap individu karyawan, supaya tumpang tindih tugas dihindarkan.
7.      Tipe organisasi, artinya manajer harus menetapkan tipe organisasi apa yang akan dipakai, apakah line organization, line and staf organization ataukah function organization.
8.      Struktur (organization chart = bagan organisasi), artinya manajer harus menetapkan struktur organisasi yang bagaimana yang akan dipergunakan, apa struktur organisasi “segitiga vertikal, segitiga horizontal, berbentuk lingkaran, berbentuk setengah lingkaran, berbentuk kerucut vertikal/horizontal ataukah berbentuk oval”.[5]

2.5  Macam-Macam Organisasi
              Organisasi memiliki macam apabila dipelajari berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
1.      Berdasarkan Proses Pembentukannya
            Apabila dipelajari berdasarkan proses pembentukannya, maka organisasi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
a.       Organisasi Formal, yaitu organisasi yang dibentuk secara sadar dan dengan tujuan-tujuan tertentu yang disadari pula, yang diatur dengan ketentuan-ketentuan formal dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b.      Organisasi Informal, yaitu organisasi yang terbentuk tanpa disadari sepenuhnya, tujuannya juga tidak jelas, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya tidak ada dan hubungan-hubungan terjalin secara pribadi saja (personal/private relationship bukan formal relationship).
2.      Berdasarkan Kaitan Hubungannya dengan Pemerintah
a.       Organisasi Resmi, adalah organisasi yang dibentuk oleh (ada hubungannya) dengan pemerintah dan atau harus terdaftar pada Lembaran Negara.
b.      Organisasi Tidak Resmi, adalah organisasi yang tidak ada hubungannya dengan pemerintah dan atau tidak terdaftar pada lembaran negara.
3.      Berdasarkan Skala (Ukuran) Besar Kecilnya
a.       Organisasi besar
b.      Organisasi sedang (menengah)
c.       Organisasi kecil
            Tolak ukur (skala) besar-kecilnya organisasi ini sifatnya relatif, karena ditentukan oleh banyak faktor, tetapi besar-kecilnya organisasi perlu diketahui, karena akan mempengaruhi pilihan manajemen yang akan diterapkan.
4.      Berdasarkan Tujuannya
a.       Public Organization (organisasi sosial), yaitu organisasi yang nonprofit, tujuan utamanya untuk melayani kepentingan umum tanpa perhitungan rugi atau laba.
b.      Business Organization (organisasi perusahaan), yaitu organisasi yang didirikan untuk tujuan komersial (mendapatkan laba) dan semua tindakannya selalu bermotifkan laba (profit motive)
5.      Berdasarkan Organization Chart (bagan organisasinya)
a.       Berbentuk segitiga vertikal (arrangement chart)
b.      Berbentuk segitiga horizontal
c.       Berbentuk kerucut vertikal/horizontal
d.      Berbentuk lingkaran dan atau setengah lingkaran
e.       Berbentuk bulat telur (oval)
6.      Berdasarkan Tipe-Tipe/Bentuknya
a.      Organisasi Lini (line organization)
b.      Organisasi Lini dan Staf (line and staff organization)
c.       Organisasi Fungsional (functional organization)
d.      Organisasi Lini, Staf, dan Fungsional (line, staff, and functional organization)
e.       Organisasi Komite (committees organization)[6]






2.6  Bentuk dan Tipe Organisasi
              Apabila dilihat dari hakikatnya, organisasi dapat dilihat dalam dua bentuk arti, yaitu;
A.    Organisasi yang Statis
               Organisasi ini merupakan organisasi atau wadah dimana administrasi atau manajemen dijalankan atau dilaksanakan, dan ini dapat berbentuk struktur organisasi.
B.     Organisasi yang Dinamis
              Merupakan perubahan atau gerak yang terjadi dalam organisasi  tersebut secara terus-menerus dengan suatu proses manajemen, di mana fungsi-fungsi manajemen diterapkan atau dilaksanakan.
              Apabila ditinjau dari sudut pengertian organisasi dalam arti pola hubungan atau komunikasi yang terdapat di dalamnya secara sistematis, maka organisasi tersebut dapat dibedakan pula dalam dua bentuk, yaitu;
a)      Organisasi dalam arti formal
Merupakan pola hubungan yang diciptakan berdasarkan hirarki atau jenjang secara resmi yang menghubungkan manusia yang satu dengan manusia yang lain dalam organisasi tersebut. Hubungan ini bisa dalam bentuk vertikal (antara atasan dengan bawahan) dan horizontal (antara sejawat)
b)      Organisasi dalam arti informal
Merupakan pola hubungan yang terjadi atau berlangsung antara manusia yang berada di dalam organisasi itu disebabkan karena adanya kesamaan seperti kepentingan, perasaan, tugas, pekerjaan dan kegemaran. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa pola hubungan dalam organisasi, baik secara formal maupun informal adalah merupakan suatu sistem fisik, biologi, personal, dan sosial yang kompleks sifatnya, tetapi mempunyai pola hubungan yang sistematis.[7]

            Dalam bentuk organisasi formal pula terdapat empat tipe organisasi, diantaranya yaitu :
1.      Organisasi Lini atau Garis
Organisasi ini pada umumnya bersifat sederhana dan masih kecil, dengan jumlah karyawannya yang masih sedikit, dan pemimpinnya adalah pemilik dari organisasi ini. Adapun hubungan antara personil di dalam organisasi seperti ini masih dapat dilakukan secara langsung (face to face communication) sehingga struktur organisasinya sangat sederhana.
Adapun keuntungan dari organisasi ini yaitu :
Ø  Memiliki rasa setia kawan/solidaritas yang tinggi.
Ø  Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat.
Ø  Disiplin kerja sangat kuat.
Ø  Koordinasi mudah dijalankan.
Kelemahan dari organisasi ini yaitu :
Ø  Tujuan organisasi ini ditetapkan oleh seorang saja, akibatnya anggota organisasi yang lain kurang memahami tujuan organisasi itu.
Ø  Pimpinan cenderung menjadi otoriter.
Ø  Bawahan tidak mempunyai kreativitas yang tinggi, tergantung kepada orang lain.
Ø  Karyawan sukar mengembangkan atau meningkatkan kemampuannya.
2.      Organisasi Lini dan Staf
Dewasa ini dalam masyarakat modern, tipe organisasi seperti inilah yang merupakan kebalikan dari organisasi lini. Organisasi ini merupakan organisasi yang ruang lingkup aktifitasnya sudah besar dan kompleks, jumlah orang yang bekerja di dalamnya sudah sangat besar, sehingga hubungan yang terjadi antara atasan dengan bawahan dan antara bagian yang satu dengan yang lain tidak dapat dilakukan secara langsung. Manusia dalam tipe organisasi ini dikelompokkan dalam dua kategori kelompok/bagian, yaitu manusia yang berada di lini/garis dan manusia yang berada di staf.
Kelompok lini merupakan mereka yang terlibat secara langsung pada pelaksanaan tugas-tugas pokok yang bersifat operasional dari organisasi tersebut. Mereka berada di garis komando atau hirarki untuk menerima perintah dan menjalankan tugas serta tanggung jawabnya masing-masing. Orang yang berada dalam kelompok staf merupakan mereka yang melaksanakan tugas penunjang, yang membantu tugas pokok berupa nasihat atau saran, pemberian konsep atau disebut dengan tugas auxiliary (untuk memberikan kepuasan, jasa/pelayanan)
Adapun keuntungan dari organisasi ini yaitu :
Ø  Terdapat pembagian tugas yang jelas di antara para anggotanya, yaitu tugas pokok dan tugas penunjang.
Ø  Spesialisasi, di sini dikembangkan sampai pada tingkat yang maksimum.
Ø  Promosi jabatan dilakukan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan.
Ø  Pengambilan keputusan berdasarkan perencanaan yang matang dapat dilakukan.
Ø  Koordinasi dapat dilakukan dengan baik.
Ø  Disiplin dan moral kerja yang tinggi.
Ø  Prinsip organisasi the right man on the right place, artinya penempatan orang yang sesuai dengan kemampuan, latar belakang pendidikan, dan pengalaman kerja.
Kelemahan dari organisasi ini yaitu sering kali manusia-manusia yang ada di dalamnya sukar membedakan mana yang dimaksudkan hanya sebagai nasihat dan mana yang sudah berwujud perintah harus dikerjakan, tidak bisa tidak.
3.      Organisasi Fungsional
Organisasi seperti ini tidak pernah menitikberatkan pada garis tugas secara hirarki, tetapi organisasi ini lebih banyak mendasarkan pada pelaksanaan fungsi, sifat, dan jenis pekerjaan yang dilakukan, dimana manusia dikelompokkan pada fungsi atas dasar keahlian yang dimilikinya. Organisasi fungsional seperti ini sudah sangat jarang ditemukan apabila menerapkan secara penuh prinsip-prinsip fungsional, tetapi tetap memiliki keuntungan dan kelemahan pula.
Adapun keuntungan dari organisasi ini yaitu :
Ø  Kerja sama yang tinggi di dalam kelompok, karena sama-sama ahli di bidangnya.
Ø  Spesialisasi di antara para anggota organisasi dimanfaatkan secara optimal (maksimal).
Kelemahan dari organisasi ini yaitu :
Ø  Tour of duty (pengalihan tugas) sangat sukar dilakukan.
Ø  Terjadi penggunaan biaya yang sangat besar, karena pekerjaan didasarkan pada fungsi kelompok dari orang-orang yang ahli di bidangnya.
Ø  Terjadinya pementingan diri sendiri yang sangat kuat pada masing-masing bidang keahlian.
Tipe organisasi fungsional ini sering dijumpai di organisasi olahraga, ilmu pengetahuan, teknik dan lain-lainnya.
4.      Organisasi Dewan/Panitia
Organisasi ini bukanlah merupakan panitia kegiatan, melainkan merupakan suatu organisasi yang melakukan pembagian tugas dan pekerjaan dalam bentuk seperti suatu kepanitiaan, adanya pimpinan dan pelaksana. Para pemimpin disebut sebagai Dewan (board) dan para pelaksana disebut sebagai Satuan Pelaksana. Ciri dari organisasi ini yaitu tugas kepemimpinan dilakukan secara bersama-sama (kolektif), para pimpinan mempunyai hak dan kewajiban yang sama, dan para pelaksana dibagi dalam satuan pelaksana (seksi).



Adapun keuntungan dari organisasi ini yaitu :
Ø  Keputusan yang diambil biasanya tepat, karena dilakukan secara bersama-sama.
Ø  Pengambilan keputusan secara sewenang-wenang dapat dihindari.
Ø  Hubungan kolegalitas (rekan) sangat dekat.
Kelemahan dari organisasi ini yaitu :
Ø  Pengambilan keputusan menjadi lama karena harus dilakukan bersama-sama.
Ø  Apabila terjadi kemacetan atau kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan, maka tidak ada yamg dapat disalahkan karena dilakukan bersama-sama.
Ø  Daya kreasi individu kurang dapat dikembangkan, sulit bagi seseorang untuk menonjol karena asas kebersamaan tadi.[8]

2.7  Tujuan dan Manfaat Organisasi
              Manusia perlu berorganisasi dengan tujuan dan manfaat, diantaranya yaitu untuk:
1.      Mengatasi terbatasnya kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang dimilikinya dalam mencapai tujuannya.
2.      Mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien, karena dikerjakan secara bersama-sama.
3.      Wadah dalam memanfaatkan sumber daya dan teknologi bersama-sama.
4.      Wadah mengembangkan potensi dan spesialisasi yang dimiliki seseorang (motif berprestasi).
5.      Wadah mendapatkan jabatan dan pembagian kerja.
6.      Wadah mengelola lingkungan bersama-sama.
7.      Wadah mencari keuntungan bersama-sama (motif uang).
8.      Wadah menggunakan kekuasaan dan pengawasan (motif kekuasaan).
9.      Wadah mendapatkan penghargaan (motif penghargaan).
10.  Wadah memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks.
11.  Wadah menambah pergaulan.
12.  Wadah memanfaatkan waktu luang.[9]


























BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
              Manusia adalah makhluk organisasi. Dan organisasi itu tidak dapat terpisahkan dengan kehidupan dan penghidupan manusia. Setiap hari manusia senantiasa berhubungan dengan organisasinya walaupun tanpa disadari, entah itu yang sifatnya formal maupun informal.
              Di dalam suatu organisasi diharuskan adanya unsur-unsur organisasi, sehingga dapatlah dikatakan sebagai sebuah organisasi. Dan unsur-unsur itu pula mendukung dalam berhasil atau tidaknya suatu organisasi. Dalam organisasi pula dikenal dengan adanya berbagai asas-asas atau prinsip organisasi. Asas-asas tersebut mengatur bagaimana mewujudkan organisasi yang baik, efektif, efisien serta sesuai dengan kebutuhan dengan cara yang selektif.
              Selain menggunakan asas-asas organisasi untuk dapat mewujudkan organisasi yang baik, efektif, efisien serta sesuai dengan kebutuhan, dalam berorganisasi pula harus menggunakan proses dan langkah-langkah yang tepat dan efektif. Organisasi pula memiliki macam, bentuk dan tipe yang berbeda-beda dalam pengertian, proses dan sistem organisasi yang dipergunakan.

3.1  Saran
              Untuk menghasilkan dan menjalankan suatu organisasi yang sesuai dengan kebutuhan serta efektif dan efisien, maka hendaklah para pemimpin serta anggota organisasi mengetahui serta menjalankan asas-asas dalam berorganisasi serta langkah-langkahnya yang efektif. Selain itu, semua orang yang terlibat dalam organisasi tersebut harus mengetahui apa saja visi dan misi organisasi tersebut dan mengetahui jenis organisasi apa yang mereka jalankan. Dan dalam berorganisasi juga harus ada komunikasi yang selalu berjalan dengan lancar, jangan sampai terjadinya diskomunikasi dalam organisasi tersebut.


[1] .  Sondang P. Siagian, Fungsi – Fungsi Manajerial, (Jakarta; Bumi Aksara, 2007), h. 60.
                [2] .  Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta; Bumi Aksara, 2009), h. 118.
                [3] .  Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta; Bumi Aksara, 2009), h. 148.
[4] .  Malayu S.P. Hasibuan, op.cit., h.123 – 126.
[5] .  Ibid, h. 127.
[6] .  Ibid, h. 145-150.
[7] .  Tony Waworuntu, Manajemen untuk Sekretaris, (Jakarta; Gramedia, 1992), h. 8 – 9.
[8]Ibid, h. 9-12.
[9].   Husaini Usman, op.cit., h.145.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar